Bila dilihat dari luar, sepintas tidak ada yang menarik dari Masjid Agung Keraton Buton. Namun siapa sangka, masjid yang terlihat biasa, telah berumur ratusan tahun ini, menyimpan misteri di dalamnya.
Misteri di dalam masjid tersebut adalah lubang di tempat sajadah imam. Melalui lubang tersebut dipercaya dapat mendengarkan azan dari Kota Mekkah, Arab Saudi.
Menurut seorang perangkat Masjid Agung Keraton Buton, La Suluhu (57), masjid ini dibangun pada zaman Sultan Buton XIX, Sultan Sakiudin Darul Alam di tahun 1712.
Saat itu, bangunan masjid masih sangat sederhana, hanya menggunakan atap rumbia dengan bentuk surau.
“Saat itu terjadi perang panjang di Buton, orang-orang dahulu bingung hari itu hari apa. Mereka saling bertanya tentang hari apa pada saat itu. Tiba-tiba seseorang mendengar beduk dan azan dari lubang," kata dia.
"Mungkin sudah kuasa Allah, sehingga di atas lubang di bangun masjid,” kata La Suluhu, Selasa (12/1/2016).
Saat ini, lubang tersebut telah ditutup dan tidak dipertunjukan kepada orang lain. La Suluhu mengatakan, lubang tersebut kini dijadikan sebagai tempat sajadah imam.
Masjid ini pun mempunyai 22 aparat masjid yakni, seorang sebagai pemimpin agama, satu imam, empat khatib. Pemimpin agama, imam masjid dan khatib diambil dari kalangan bangsawan Buton.
“Kemudian ada 12 orang moji atau bilal, dan orang empat orang penabuh beduk. Mereka ini dari kalangan bukan bangsawanButon. Kalau salat jumat, yang azan ada empat orang. Kemudian yang menjadi imam di masjid karaton ini, bukan sembarangan orang yang diambil," kata dia.
"Ini sudah menjadi musyawarah dan diatur leluhur,” sambung La Suluhu.
Ia juga menuturkan, bila imam salah membaca doa saat memimpin salat, maka akan diturunkan jabatan imamnya dalam musyawarah perangkat Masjid Agung Keraton Buton.
Begitu pula dengan perangkat masjid lainnya, bila lupa membawa sajadah atau tasbih, maka akan diturunkan dalam musyawarah yang sama.
Masjid ini letaknya berada di dalam benteng keraton Butondengan luas sekitar 20x19 meter, dengan tiga lantai. Lantai bawah berdindingkan semacam beton dengan permukaan yang masih kasar berketebalan 20 centimeter. Lantai dua dan lantai tiga terbuat dari kayu.
“Masjid ini sudah tiga kali mengalami renovasi, namun bentuk masjidnya masih dipertahankan sejak dahulu. Masjid Agung Keraton Buton ini menjadi salah satu tempat wisata sejarah di benteng ini," kata ucap pemandu wisata Benteng Keraton Buton, Sarman.
"Banyak wisatawan tertarik dengan misteri masjid ini, bahkan ada yang mau bayar untuk bisa melihat lubang itu,” kata Sarmanlagi.