Fenomena hujan salju biasanya terjadi di belahan dunia yang beriklim sub tropis. Karena berada di iklim tropis sepertinya tidak mungkin bisa menikmati fenomena alam hujan salju di Indonesia. Hamparan salju abadi di Indonesia hanya terdapat di Pegunungan Jayawijaya. Tetapi ternyata selain di Pegunungan Jayawijaya, fenomena menyerupai hujan salju bisa juga terjadi di Dataran Tinggi Dieng, terutama pada musim kemarau.Fenomena alam seperti hujan salju berupa hamparan butiran es ini oleh penduduk Dieng disebut Embun Upas atau Bun Upas.
Ilustrasi mmbun upas ketika musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng.
Foto : http://diengnews.blogspot.com/
Embun upas ini biasanya terjadi pada puncak musim kemarau. Hal ini bisa terjadi karena pada musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng suhu udaranya bisa sampai di bawah nol derajat. Kawasan Dieng yang sering dilanda fenomena alam embun upas yaitu Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara.
Suhu di Dieng Plateau ketika musim kemarau bulan Juli-Agustus biasanya menjadi sangat ekstrem dingin. Pada siang hari suhunya bisa mencapai 22-24 derajat celcius, tapi ketika menjelang dini hari suhu akan terus turun hingga mencapai dibawah nol derajat celcius.
Fenomena alam Bun Upas biasanya muncul pada suhu udara dini hari di bawah nol derajat celcius. Bun upas terlihat di pagi hari menyerupai butiran es. Hamparan bun upas di lahan pertanian di Dieng terlihat seperti fenomena salju di daerah tropis.
Menurut cerita yang berkembang, konon berjalan dengan kaki telanjang di atas embun upas memang baik untuk kesehatan. Terutama untuk kesehatan jantung. Apalagi sambil menikmati keindahan panorama dan kesegaran udara Kawasan Wisata Dieng yang belum tercemari polusi.
Tetapi fenomena alam embun upas ini bagi adalah petaka, karena akan mematikan tanaman. Biasanya petani akan menyiram sayuran yang terkena embun upas dengan air di pagi hari agar efeknya dapat dikurangi.
Musim kemarau biasanya datang pada bulan Agustus, nah bagi yang tertarik menikmati fenomena alam embun upas di dataran tinggi Dieng yang seperti salju coba berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng. Pada bulan Agustus juga biasanya berbarengan dengan acara tahunan Dieng Culture Festival.
Foto : http://diengnews.blogspot.com/
Embun upas ini biasanya terjadi pada puncak musim kemarau. Hal ini bisa terjadi karena pada musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng suhu udaranya bisa sampai di bawah nol derajat. Kawasan Dieng yang sering dilanda fenomena alam embun upas yaitu Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara.
Suhu di Dieng Plateau ketika musim kemarau bulan Juli-Agustus biasanya menjadi sangat ekstrem dingin. Pada siang hari suhunya bisa mencapai 22-24 derajat celcius, tapi ketika menjelang dini hari suhu akan terus turun hingga mencapai dibawah nol derajat celcius.
Fenomena alam Bun Upas biasanya muncul pada suhu udara dini hari di bawah nol derajat celcius. Bun upas terlihat di pagi hari menyerupai butiran es. Hamparan bun upas di lahan pertanian di Dieng terlihat seperti fenomena salju di daerah tropis.
Menurut cerita yang berkembang, konon berjalan dengan kaki telanjang di atas embun upas memang baik untuk kesehatan. Terutama untuk kesehatan jantung. Apalagi sambil menikmati keindahan panorama dan kesegaran udara Kawasan Wisata Dieng yang belum tercemari polusi.
Tetapi fenomena alam embun upas ini bagi adalah petaka, karena akan mematikan tanaman. Biasanya petani akan menyiram sayuran yang terkena embun upas dengan air di pagi hari agar efeknya dapat dikurangi.
Musim kemarau biasanya datang pada bulan Agustus, nah bagi yang tertarik menikmati fenomena alam embun upas di dataran tinggi Dieng yang seperti salju coba berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng. Pada bulan Agustus juga biasanya berbarengan dengan acara tahunan Dieng Culture Festival.
sumber: erianggorokasih