Wismis di Tugu Pahlawan dan Bekas RS Belanda di Surabaya

Perjalanan kami di Surabaya dimulai dimana penulis bertemu dengan admin Riski dan pahari Salawati, yang awalnya kami tidak saling kenal dengan baik satu sama lain. Perjalanan pertama kami dimulai dengan menikmati kuliner khas Surabaya yaitu bebek di depan Tugu Pahlawan.


Berpose di Tugu Pahlawan Surabaya


Berpose di Tugu Pahlawan Surabaya

Setelah puas menikmati bebek tugu pahlawan, kami mengambil waktu untuk befoto-foto malam itu di areal Tugu Pahlawan. Tugu Pahlawan ini juga merupakan areal makam pahlawan dimana juga secara sejarah terjadinya perang arek-arek Surabaya. Sebenarnya areal ini sudah tutup sebab sudah larut malam, tetapi kemudian kami diperbolehkan oleh satpamnya, karena mengetahui kami berasal dari Kalimantan. Malam itu kami bertiga berfoto-foto dan menikmati suasana yang cukup mistis di areal Tugu Pahlawan, sambil berusaha saling mengenal satu sama lain sebelum kami bersama-sama akan berangkat ke daerah Tamiang Layang.


Berpose di Tugu Pahlawan Surabaya

Setelah kami puas menikmati Tugu Pahlawan, munculah ide gila kami, untuk mencoba menjelajahi sebuah rumah sakit Belanda yang saat ini sudah terbengkalai. Rumah sakit ini pernah direhab dan dijadikan rumah makan, hanya karena terjadi konflik antara ahli waris maka tempat ini kemudian ditutup dan dibiarkan terbengkalai.


Foto Rumah Sakit yang selalu kabur


Foto Rumah Sakit yang selalu kabur


Foto Rumah Sakit yang selalu kabur


Foto Rumah Sakit yang selalu kabur


Foto Rumah Sakit yang selalu kabur

Saat kami kesana tengah malam, entah kenapa satpam yang menjaga gedung ini mengijinkan kami untuk masuk dam melihat-lihat sekeliling. Padahal sebelumnya dia tidak pernah sembarangan memberikan ijin orang luar untuk masuk. Sebab areal ini beberapa kali dijadikan areal uji nyali bahkan tidak sedikit yang mengalami kesurupan atau encounter dengan mahluk astral ditempat itu.

Saat itu mungkin suasana hati kami sangat semangat untuk melakukan ekspedisi, kami tidak merasakan rasa takut sedikitpun. Gedung yang masih mempertahankan arsitektur belanda ini sebenarnya jika direhab akan sangat bagus. Saat itu suasana sangat gelap bahkan rasanya begitu banyak “mata” yang mengawasi dari dalam gedung itu. Bahkan anehnya setiap kali penulis mencoba memoto areal gedung ini hasilnya selalu kabur seperti berasap, namun jika difotokan ke areal lain tidak masalah.


Foto ke arah lain yang tidak berkabut hasilnya

Saat itu salah satu pengawas gedung mendatangi kami dan menanyakan tujuan kami. Kami ceritakanlah bahwa kami berasal dari Kalimantan dan sangat tertarik dengan bagunan tua seperti ini. Kemudian dia menanyakan apakah kami tidak takut? kami bilang kami tidak takut sebab itu kami meminta ijin. Tiba-tiba saja entah hanya perasaan atau apalah, kami merasakan gedung itu menjadi agak terang dan tidak seseram sebelumnya. Kami kemudian mengelilingi areal ini bahkan sampai kehalaman belakang. Dihalaman belakang ini terdapat sebuah patung dinosaurus yang besar dan beberapa kuda poni yang dibiarkan bebas.


Berfoto dengan penjaga Gedung

Selesasi kami mengelilingi areal ini, kami ngobrol dengan penjaga gedung ini. Entah karena saat itu admin Riski karena menggunakan Lavung Dayak dan Kalung Dayak, kami dikira memiliki semacam “pegangan” – dan disitu kami mulai berdiskusi dan menceritakan sedikit mengenai kebudayaan Dayak kepada bapak-bapak penjaga gedung ini, kami bahkan disuguhi minuman dan diterima dengan baik. Bapak ini bercerita“banyak juga yang mau masuk areal ini tapi tidak kami ijinkan, tapi buat kalian kalau lain kali mau kesini silahkan saja mampir lagi”. Selesai dari wisata mistis ini kami pulang dengan riang karena kami bisa sedikit menceritakan budaya Dayak dan kami juga semakin mengakrabkan diri. Ohh BTW kami ini tidak punya pegangan apapun.. hanya saja dari hasil penerawangan teman yang bisa melihat hal ghaib “Biarpun berkabut asap tidak masalah kalau diarahkan ke jendela Banyak yg mengawasimu waktu kamu memoto area itu. Kamu bawa pelindung apa sampe penghuni bangunan itu terus mengawasi??” Kami hanya meyakini bahwa memang ada hal yang melindungi kami yaitu doa dan kepercayaan saja. Sekian pengalaman kami di Surabaya. Kalau folks mampir di Surabaya mungkin bisa coba-coba wismis disini hehehe Tabe.

Bekasi

23/Februari/2015

Sumber folksofdayak

Labels: Misteri, Mistis, Sejarah

Thanks for reading Wismis di Tugu Pahlawan dan Bekas RS Belanda di Surabaya. Please share...!

Back To Top