Warga Desa Sindang Kecamatan Dukuhwaru digemparkan dengan munculnya hewan yang diduga siluman kera. Konon, siluman kera itu adalah seorang gadis cantik asal Kabupaten Brebes. Tapi, di sisi lain juga ada yang mengatakan, bahwa gadis cantik itu merupakan anak kesayangan dari seorang tokoh agama di Desa Blubuk, Kecamatan Dukuhwaru. Kabar simpang siur itu membuat warga semakin heboh. Sebab, gadis cantik yang diduga berubah wujud menjadi siluman kera itu, belakangan ini kerap muncul di lingkungan Desa Sindang. Meski tidak merusak tanaman dan tidak memakan hewan ternak, tapi hewan sejenis monyet itu membuat warga resah. “Tidak merusak, monyetnya justru baik,” kata Wasripah, 36, saat ditemui di Balai Desa Sindang, Jumat (26/12).
Warga RT 02 RW 01 ini mengaku melihat siluman kera itu pada Kamis (25/12). Dia melihat dua kali. Yang pertama pada pukul 12.00 di belakang rumahnya. Kemudian yang kedua pukul 13.00 di sekitar sawah yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya. Ketika pertama melihatnya, Wasripah sempat terkejut. Karena di siang hari bolong ada seekor monyet yang melintas di belakang rumahnya. “Pertama saya cuma bengong saja. Lalu monyetnya lari ke arah sawah,” kata ibu yang berkulit putih ini.
Ciri-ciri monyet yang diduga siluman kera itu, kata Wasripah, tidak menunjukkan keanehan apapun. Bentuknya seperti monyet pada umumnya. Hanya saja, postur tubuhnya lebih besar dibandingkan dengan monyet lainnya. Sedangkan warna bulunya, juga sama seperti monyet yang kerap digunakan untuk topeng monyet. “Ekornya juga ada, tinggi tubuhnya kira-kira satu meter,” jelasnya.
Kabarnya, apabila bisa menangkap siluman kera itu, akan mendapat hadiah sebuah sepeda motor roda dua. Hal itu seperti yang dituturkan Kasiwan, 50, warga RT 02 RW 03 Desa Sindang. Pria yang berprofesi petani ini mengaku, sekitar dua hari yang lalu, pihaknya bertemu dengan dua orang yang tidak dikenal. Kala itu, kedua orang tersebut mengaku tengah mencari anak gadisnya yang hilang dan berubah menjadi seekor monyet.
Semula, lanjut Kasiwan, gadis cantik yang masih duduk dibangku SMP itu, baru pulang sekolah. Lalu, gadis yang belum diketahui identitasnya itu, menemukan cincin di dalam rumahnya. Tanpa pikir panjang, cincin itu kemudian dimasukkan ke jari manis tangannya. Dalam waktu bersamaan, tiba-tiba gadis itu berubah menjadi seekor monyet. Sedangkan orang tuanya yang melihat kejadian itu langsung histeris dan menangis sejadi-jadinya. “Saya dapat kabarnya seperti itu. Kemudian orangtuanya mencari ke desa (Sindang) ini. Sebab, orangtuanya dapat kabar kalau monyet itu sering menampakkan diri di sekitar desa ini,” kata dia mengisahkan.
Ketika bertemu dengan kedua orang tersebut, Kasiwan juga mendapat pesan. Kala itu, mereka berpesan jika melihat monyet itu, jangan dianiaya atau dilumpuhkan dengan tembakan. Lebih baik dipegang kemudian diambil cincinnya yang melekat di jari tangan kiri monyet itu. “Kalau berhasil, orang yang memegang akan mendapat hadiah sebuah sepeda motor baru,” ujarnya.
Namun, ketika kedua orang tersebut ditanya nama dan alamatnya, mereka tidak bisa menunjukkannya. Mereka hanya mengaku bernama H Ali dan rumahnya di Desa Blubuk. “Tapi, waktu saya mencari nama H Ali di Desa Blubuk, nama orang itu ga ada,” ucapnya.
Kepala Desa Sindang, Suyitno, saat dikonfirmasi ihwal siluman kera itu, pihaknya mengaku baru mengetahuinya. Dia tidak bisa membenarkan keberadaan siluman kera itu di desanya. Sebab, selain dia belum pernah melihat secara langsung, warga sekitar juga belum ada yang melaporkan kejadian mistis itu ke kantornya.
“Terlepas hal itu, saya tetap menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada. Kalau pun monyet itu memang ada, jangan dibesar-besarkan. Kasihan warga lainnya barangkali mereka resah,” ucapnya.
Sementara, untuk mengetahui kebenaran nama H Ali di Desa Blubuk itu, Suyitno kemudian menghubungi Kepala Desa Blubuk, Nuraeni melalui telephon genggamnya. Saat dihubungi, Nuraeni di ujung telephon mengaku memang ada warganya yang bernama H Ali. Namun, orang tersebut sudah meninggal dunia. “Orangnya sudah meninggal lama. Terkait siluman kera, saya tidak tahu,” kata Nuraeni melalui sambungan elektronik.
Warga RT 02 RW 01 ini mengaku melihat siluman kera itu pada Kamis (25/12). Dia melihat dua kali. Yang pertama pada pukul 12.00 di belakang rumahnya. Kemudian yang kedua pukul 13.00 di sekitar sawah yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya. Ketika pertama melihatnya, Wasripah sempat terkejut. Karena di siang hari bolong ada seekor monyet yang melintas di belakang rumahnya. “Pertama saya cuma bengong saja. Lalu monyetnya lari ke arah sawah,” kata ibu yang berkulit putih ini.
Ciri-ciri monyet yang diduga siluman kera itu, kata Wasripah, tidak menunjukkan keanehan apapun. Bentuknya seperti monyet pada umumnya. Hanya saja, postur tubuhnya lebih besar dibandingkan dengan monyet lainnya. Sedangkan warna bulunya, juga sama seperti monyet yang kerap digunakan untuk topeng monyet. “Ekornya juga ada, tinggi tubuhnya kira-kira satu meter,” jelasnya.
Kabarnya, apabila bisa menangkap siluman kera itu, akan mendapat hadiah sebuah sepeda motor roda dua. Hal itu seperti yang dituturkan Kasiwan, 50, warga RT 02 RW 03 Desa Sindang. Pria yang berprofesi petani ini mengaku, sekitar dua hari yang lalu, pihaknya bertemu dengan dua orang yang tidak dikenal. Kala itu, kedua orang tersebut mengaku tengah mencari anak gadisnya yang hilang dan berubah menjadi seekor monyet.
Semula, lanjut Kasiwan, gadis cantik yang masih duduk dibangku SMP itu, baru pulang sekolah. Lalu, gadis yang belum diketahui identitasnya itu, menemukan cincin di dalam rumahnya. Tanpa pikir panjang, cincin itu kemudian dimasukkan ke jari manis tangannya. Dalam waktu bersamaan, tiba-tiba gadis itu berubah menjadi seekor monyet. Sedangkan orang tuanya yang melihat kejadian itu langsung histeris dan menangis sejadi-jadinya. “Saya dapat kabarnya seperti itu. Kemudian orangtuanya mencari ke desa (Sindang) ini. Sebab, orangtuanya dapat kabar kalau monyet itu sering menampakkan diri di sekitar desa ini,” kata dia mengisahkan.
Ketika bertemu dengan kedua orang tersebut, Kasiwan juga mendapat pesan. Kala itu, mereka berpesan jika melihat monyet itu, jangan dianiaya atau dilumpuhkan dengan tembakan. Lebih baik dipegang kemudian diambil cincinnya yang melekat di jari tangan kiri monyet itu. “Kalau berhasil, orang yang memegang akan mendapat hadiah sebuah sepeda motor baru,” ujarnya.
Namun, ketika kedua orang tersebut ditanya nama dan alamatnya, mereka tidak bisa menunjukkannya. Mereka hanya mengaku bernama H Ali dan rumahnya di Desa Blubuk. “Tapi, waktu saya mencari nama H Ali di Desa Blubuk, nama orang itu ga ada,” ucapnya.
Kepala Desa Sindang, Suyitno, saat dikonfirmasi ihwal siluman kera itu, pihaknya mengaku baru mengetahuinya. Dia tidak bisa membenarkan keberadaan siluman kera itu di desanya. Sebab, selain dia belum pernah melihat secara langsung, warga sekitar juga belum ada yang melaporkan kejadian mistis itu ke kantornya.
“Terlepas hal itu, saya tetap menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada. Kalau pun monyet itu memang ada, jangan dibesar-besarkan. Kasihan warga lainnya barangkali mereka resah,” ucapnya.
Sementara, untuk mengetahui kebenaran nama H Ali di Desa Blubuk itu, Suyitno kemudian menghubungi Kepala Desa Blubuk, Nuraeni melalui telephon genggamnya. Saat dihubungi, Nuraeni di ujung telephon mengaku memang ada warganya yang bernama H Ali. Namun, orang tersebut sudah meninggal dunia. “Orangnya sudah meninggal lama. Terkait siluman kera, saya tidak tahu,” kata Nuraeni melalui sambungan elektronik.
Labels:
Mistis
Thanks for reading Desa Sindang Heboh Siluman Kera. Please share...!