Hmm.. cukup menarik lihat fenomena saat ini. Begitu mudahnya orang untuk berbagi kabar, tinggal klik atau tinggal sentuh tombol share. Mau facebook, Twitter, Path, dll bisa. Bagi kabar yang benar, okelah bisa buat nambah nambah informasi bagi yang lain. Tapi untuk kabar yang ga benar, anda sama aja ikut serta dalam gerakan goblokisasi serta hasutisasi.
Sumber yang selalu saya jadikan referensi informasi. Antaranews.com
Saya sendiri bukan orang Pers yang tentunya menjunjung tinggi kaidah jurnalistik maupun “sumpah jabatannya” orang pers. Tapi at least saya tahu lah batasan batasan membuat artikel di blog abal abal ini via googling dan etika jurnalistik. Bila ada masalah dengan cara penulisan maupun isinya silahkan saja untuk kontak saya di sosmed beserta email blog ini. At least, ada yang berani tanggung jawab lah dengan tulisan yang saya buat yakni saya sendiri. Oke, skip…..
Apakah ada kata ISLAM maupun dalil dari kitab maupun hadist dalam artikel hingga nama domain yang dipakai lantas isinya akan selalu benar? Belum tentu.
Mengapa saya katakan media abal abal? Ciri pastinya cuma ada 2 :
1. Redaksi unknown or even unreachable
Gini nih yang namanya media, ada madunya eh redaksinya.
Di media abal abal mana ada, silahkan cek ke suaranews atau voa-islam.com. Temukan redaksinya atau minimal kontak yang bisa dihubungi. Saya jamin kaga bakalan ada, dan kalaupun ada tidak bakalan ada respon dari yang bersangkutan. Malah di media abal abal lain saya pernah baca, penanggung jawab isi artikel, yakni Allah SWT.
Seberapa penting sih redaksi? Redaksi itu penting sekaleeeeeeee, bisa dibilang jantung dari setiap kegiatan pers. Di redaksi ini ada yang bertanggung jawab dari seluruh artikel yang keluar. Jadi pepatah makin tinggi pohon makin tinggi anginnya itu bener banget, di jabatan apapun kalau makin tinggi tingkatannya makin besar tanggung jawabnya.
Redaksinya? ga ada tuh, cek kontaknya deh kalo mau kepo level lanjut
Lah kalo blogger (kaya saya), atau teman teman di forum kompasiana/detikforum bagaimana? Tanggung jawab isi konten jadi tanggung jawab personal alias diri sendiri. Kalau di forum masih ada yang bisa nyaring artikel mana yang yang akan keluar, yaitu tugas moderator. At least masih bisa dihubungi lah.
2. Isi artikel dimulai dengan JUDUL HEBOH, dan Disertai dengan artikel yang memutar balikkan fakta!
Bah Blogger, Joomla kek kalo mau lebih meyakinkan. Redaksi? gaib
Saya sendiri pernah iseng nyobain buat judul Heboh namun isinya bukan untuk memutar balikkan fakta atau menghasut. Dan memang tanggapannya LUAR BIASA! Ada yang hanya baca judul saja langsung panas, ada juga yang senyum senyum tahu maksud saya yang sebenarnya. Teknik penulisan seperti ini ada namanya, cuma saya lupa. Yang jelas dipakai juga di teknik marketing atau di psikologi, psikomarketing atau apa itu namanya. Cek artikelnya disini
Paling gampang gini deh, di pinggir jalan ada tulisan JANGAN TENGOK KIRI. Dijamin deh, tanpa pikir panjang langsung ngeliat ada apa sih, tanpa harus tahu terlebih dahulu otak kita seakan otomatis mengikuti sugesti tersebut. Nah si tukang share tanpa baca isinya ini juga demikian, sepertinya otaknya sudah terlatih. Jika liat judul wah, otak langsung otomatis ngeshare isi berita yang belum tentu benar.
So, How do we prevent Civil War? Bagaimana kita mencegah perang saudara?
STOP SHARING THOSE STUPID ARTICLES, JUST THINK!
Gile ngeri bener ye sampe perang saudara dibawa bawa. Tapi ini bener lho, ada kecenderungan bisa saja terjadi. Perang diawali dengan kebencian, kebencian individual berubah communal, dan seterusnya seterusnya. Padahal penyebabnya sepele, orang malas menelaah lebih jauh!
As a blogger, saya sendiri prihatin dan mangkel dengan hadirnya media abal abal seperti ini. Makin banyak keraguan terhadap media online, termasuk blog. Makin banyak orang juga yang terlalu mudah dihasut.Mungkin gara gara angka konsumsi susu dan ikan di negara kita yang katanya maritim terlalu rendah dibandingkan negara lain. Padahal ya tinggal milah milah mana yang benar mana yang salah, di Al Quran juga sudah ada tuntunannya, IQRA alias BACA!
As a blogger, saya sendiri prihatin dan mangkel dengan hadirnya media abal abal seperti ini. Makin banyak keraguan terhadap media online, termasuk blog. Makin banyak orang juga yang terlalu mudah dihasut.Mungkin gara gara angka konsumsi susu dan ikan di negara kita yang katanya maritim terlalu rendah dibandingkan negara lain. Padahal ya tinggal milah milah mana yang benar mana yang salah, di Al Quran juga sudah ada tuntunannya, IQRA alias BACA!