Sebagaimana yang telah kita sampaikan pada pesugihan gunung kawi jawa timur, disana telah kita gambarkan bagaimana orang-orang berdatangan di tempat wingit tersebut. Ya, pada hari-hari tertentu bahkan gunung kawi sangat ramai dikunjungi para wisatawan dan peziarah. Lantas tujuannya untuk apa? Tentu jawabannya sepeti kalimat awal pada artikel ini, ada putih pasti ada hitam. Dari sekian banyak para peziarah yang datang ke gunung kawi memang berniat untuk berziarah ke makam eyang Sujo dan eyang Jugo yang dimakamkan pada lereng gunung kawi khususnya untuk bermunajat pada Sang Pencipta. Namun demikian ada kiranya orang-orang yang sengaja datang di tempat ini untuk mencari pesugihan. Sebagaimana kisah penganut pesugihan gunung kawi yang dituturkan oleh Rosidin di bawah ini.
Kejadian ini terjadi sudah cukup lama, kira-kira pada tahun 1999 yang lalu setelah usaha saya bangkrut akibat krisis moneter yang melanda. Sebagaimana yang kita ketahui bersama pada waktu itu banyak orang stres akibat krismon. Begitu pula dengan saya, usaha saya mengalami kebangkrutan akibat nilai tukar rupiah yang anjlok drastis waktu itu dan saya sebagai pengusaha ekspor-impor tentu mengalami kerugian yang sangat besar sampai-sampai semua kekayaan saya seperti rumah, mobil, tanah, dan lain sebagainya ludes saya jual untuk melunasi hutang dan menutup kerugian.
Tak sampai disini saja, kehidupan keluarga saya tetu juga sangat berubah, yang dulunya bahagia dan harmonis serta hidup mewah berkecukupan tiba-tiba bangkrut dan harus kehilangan segalanya. Dari sini saya memutuskan untuk memulangkan istri saya pada orang tuanya tentu bersama anak-anak kami sementara karena malu saya beralasan akan mencari kerja sedapatnya agar ada alasan meinggalkan mereka. Singkat cerita saya mendatangi teman-teman saya satu persatu yang akrab dengan saya, berharap dapat memberikan solusi dari masalah hidup yang saya alami. Setelah beberapa hari akhirnya ada orang yang memang belum saya kenal sebelumnya mengaku menjadi penganut pesugihan gunung kawi. Dari sinilah saya mulai tertarik dengan jalan ini yang mungkin akan memberikan solusi bagi kehidupan saya ini.
Entah bagaimana dulu awalnya yang jelas saya melakukan berbagai ritual pesugihan sesuai dengan apa yang diberitahukan oleh teman yang baru saya kenal tersebut. Mulai dari membakar kemenyan, masuk ke area makam, hingga tidur di bawah pohon dewa ndraru. Singkat cerita kejadian ajaib pun terjadi tak lama setelah saya melakukan ritual tersebut, sekitar awal tahun 2000 ada tawaran dari teman saya untuk menjalankan usahanya dalam ekspor-impor. Saya yang telah berbekal pengalaman puluhan tahun tentu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Waktu terus berjalan dan belum genap 2 tahun usaha tersebut saya geluti akhirnya keuntungan besar datang. Waktu itu saya berkeyakinan bahwa yang mendatangkan rejeki dan mempermudah usaha saya adalah penunggu dari makam gunung kawi, karena itu pula tak lupa tiap-tiap malam jumat legi saya sengaja datang kesana untuk sekedar mengucapkan syukur.
Namun keinginan tidak selalu sesuai dengan harapan, entah kenapa sifat saya terlihat semakin angkuh dan maruk. Itu sangat saya rasakan, terlebih saya juga berusaha menendang teman saya dari perusahaan yang awalnya ia modali tersebut. Judi dan main perempuan seakan menjadi hal wajar yang saya lakukan hampir tiap hari. Tak hanya sampai disitu, kehidupan keluarga saya yang perlahan kembali mengalami kejayaan seakan juga berubah seiring kesuksesan saya. Ternyata istri saya ada main dengan laki-laki lain yang tak lain adalah teman lama saya sendiri. Anak pertama saya sebut saja Roni ia sampai digelandang polisi karena kasus narkoba. Dari sini saya sebagai kisah penganut pesugihan gunung kawi menyarankan bagi para pembaca semua agar tidak salah dalam meniatkan diri datang ke tempat gunung kawi. Karena salah sedikit saja kita akan terjerumus ke jalan yang sesat terlebih banyak penunggu berupa jin dan syetan yang dengan sengaja ingin menjerumuskan kita ke lembah dosa.